Wyckoff price cycle(WPC) merupakan gambaran dari siklus pergerakan harga dimana WPC terbagi menjadi 4 fase
Kita akan fokus uptrend dimana pada fase ini dikatakan permintaan lebih banyak dari penawaran. Dengan kata lain, pembeli lebih banyak dari penjual.
Ciri-ciri fase ini adalah: Reversal dari downtrend ke uptrend. Atau dengan kata lain, price actio yang awalnya membentuk struktur LOWER LOW LOWER HIGH berubah menjadi HIGHER HIGH HIGHER LOW. Perhatikan struktur ABCDEF pada IMAS.
Terjadi breakout (dengan volume signifikan) setelah pullback dari rally uptrend. Perhatikan titik A pada IMAS. Terjadi rally breakout yang menembus resistance 1 yaitu rally A ke B.
Pada rally uptrend pertama, secara psikologis perhatian publik biasanya sangat sedikit. Uptrend dimulai dengan sunyi namun pada titik tertentu kenaikan harga akan berada pada fase dimana-mana publik mulai tertarik.
Reaksi psikologis pertama adalah “KETIDAKPERCAYAAN”. Dalam fase ini, publik mungkin menganggap bahwa kenaikan ini hanya sementara dan dalam waktu singkat harga akan turun.
Pergerakan ini biasanya kurang terekspos oleh media. Namun dalam fase ini biasanya akan ada asumsi seperti: Fundamental tidak mendukung pergerakan saham ini” dan “harga saat ini terlalu mahal untuk dilakukan pembelian” atau dengan kata lain,mayoritas menganggap kenaikan ini (dalam kasus IMAS, rally A ke B) adalah SALAH.
Biasanya pullback yang terjadi setelah rally A ke B yaitu B ke C akan membuat publik berasumsi bahwa kenaikan ini hanya sementara. Maka dari itu terjadi pullback B ke C.
Namun ketikan trend berlanjut (C ke D) maka dari sini psikologis publik akan berubah: yang awalnya “KETIDAKPERCAYAAN” berubah menjadi “PENERIMAAN”
Orang orang akan memulai melakukan pembelian di koreksi selanjutnya yaitu pullback D ke E. Perhatikan perbedaan antara pullback BC dan pullback DE.
Pullback DE lebih lemah dari pullback BC (diukur dari kemiringannya). Atau dengan kata lain ,tekanan beli di pullback DE lebih kuat dari tekanan beli di pullback BC.
Sehingga kemungkinan besar, pullback DE adalah visualiasi dari “PENERIMAAN” pada psikologis publik.
Kemungkinan besar di fase penerimaan ini media mulai tertarik dan diekspos di media melalui berita dan cerita. Disinilah rentan terjadi FOMO (Fear of Missing Out) Penting bagi investor/ trader untuk benar benar melakukan analisa mandiri jika ingin masuk di fase ini.
Lalu bagaimana jika harga melanjutkan rally menembus F?
Maka psikologis akan berubah lagi. Yang awalnya “PENERIMAAN” berubah menjadi “KONSENSUS” atau “KESEPAKATAN”
Pada fase ini, majoritas publik akan setuju jika harga saham memang akan lanjut naik. Akan ada ekspos dari media, mungkin juga analis atau rekomendasi gratis dari grup2 saham. Namun bukan berarti uptrend akan berhenti. Selalu ada kemungkinan untuk trend akan lanjut naik. Tapi mengingat kenaikan ini sudah tercium publik, maka besar kemungkinan di fase ini akan ada aksi take profit yang lebih dominan.
Jadi psikologis pasar pada fase uptrend Wyckoff adalah: KETIDAKPERCAYAAN-PENERIMAAN-KESEPAKATAN.
Pada kasus IMAS sendiri, kemungkinan besar posisi harga saat ini sedang berada di fase “PENERIMAAN” yaitu trend CDEF dari yang sebelumnya “KETIDAKPERCAYAAN” yaitu trend ABC.
Pada fase penerimaan ini, tekanan beli kemungkinan masih kuat sehingga pembelian dilakukan saat terjadi breakout bullish marubozu (breakout 3)
Titik cutloss adalah saat harga close dibawah C (Fibo 61.80%) atau pola matching low (tweezer bottom)